Garudanetwork – Sebagai negara bekas jajahan pemerintahan Belanda selama beratus-ratus tahun, sudah tentu terdapat akulturasi budaya Belanda di Indonesia sebagai “warisan” peninggalan. Salah satunya di bidang kuliner.
Tak sedikit kuliner Indonesia yang ternyata adalah masakan ala Belanda yang dimodifikasi dengan lidah lokal. Bahkan ada yang menjadi ciri khas kota tertentu dan menjadi oleh-oleh khas daerah tersebut. Kamu yang ingin memulai bisnis makanan, bisa mencoba memulai membuat salah satu kuliner warisan Belanda ini.
Spikoe
Dikenal dengan sebutan Lapis Legit, tenyata jajanan manis ini adalah peninggalan Belanda lho. Bahkan kuliner ini menjadi oleh-oleh khas dari Kota Surabaya.
Pada masa pendudukan Belanda, jajanan ini disebut dengan ‘spekkoek’ dan selalu ada di setiap perjamuan besar orang-orang Belanda yang saat itu menduduki Indonesia.
Oleh masyarakat Indonesia, nama ‘spekkoek’ berubah menjadi spikoe untuk kemudahan pelafalan. Jika mengacu pada resep aslinya, kuliner warisan Belanda ini sangat mirip dengan kue lapis ala Eropa. Bedanya ‘spekkoek’ ala Kolonial Belanda ada penambahan rempah-rempah khas Indonesia seperti kayu manis, bunga pala dan cengkeh.
Perkedel
Perpaduan daging cincang, kentang dan telur dengan tambahan rempah-rempah khas Indonesia. Jenis makanan ini biasanya menjadi lauk tambahan untuk sajian sop yang segar.
Pada masa pemerintahan Belanda, makanan asal Denmark ini justru menjadi kudapan ringan yang disebut dengan ‘frikadeller’. Demi memudahkan penyebutan, orang Indonesia mengganti nama ‘frikadeller’ menjadi perkedel atau singkatan dari persatuan kentang dan telur.
Kastengels
Makanan ringan yang selalu tersaji saat lebaran ini ternyata adalah warisan peninggalan Belanda, lho!
Sebenarnya Belanda memiliki dua jenis kastengel yang berupa lumpia keju goreng dan puff pastry keju panjang.
Setelah Belanda pergi meninggalkan Indonesia, kastengel disajikan orang Indonesia berupa puff pastry keju melainkan dengan ukuran yang lebih pendek.
Roti Bluder
Siapa sangka kuliner oleh-oleh yang mulanya khas Madiun ini ternyata adalah warisan Belanda.
Tekstur lembut, empuk, lumer di mulut, memiliki aroma wangi dan variasi isian yang menarik membuat salah satu kuliner warisan Belanda ini banyak diminati masyarakat.
Bentuknya menyembul seperti jamur, semakin lezat dinikmati dengan susu full cream dingin di sore hari.
Selat Solo
Masakan khas Solo ini pernah menjadi kesukaan Belanda di masa pemerintahan mereka. Dari cerita sejarah menyebutkan, Selat Solo adalah hasil ciptaan koki istana Kasunanan Surakarta yang menjamu delegasi Belanda saat pertemuan di Benteng Vastenburg.
Sang koki menggabungkan kesukaan pihak Belanda dan raja menjadi sajian yang lezat. Steak daging berpadu dengan sayuran dan diberi kuah segar, kemudian lahirlah makanan yang disebut Selat Solo atau bistik Jawa. Sedangkan nama ‘selat’ adalah improvisasi dari nama salad.
Kue Cubit
Bentuknya kecil mungil dan manis, terkadang disukai dalam bentuk setengah matang dengan adonan yang masih lumer. Meski banyak dijual sebagai jajanan pasar, ternyata kuliner ini adalah salah satu peninggalan Belanda, yang menyebut dengan istilah ‘poffertjess’ yang mirip dengan panekuk.
Nastar
Sama halnya seperti kastengel, kudapan yang selalu laris-manis saat Idul Fitri ini ternyata akulturasi dari Belanda. Dulunya kuliner warisan Belanda ini dikenal dengan nama ‘annanas taart’ yang berarti tart nanas.
Di Eropa kue ini menggunakan isian selai strawbery, persik dan buah-buahan lain yang populer di tanah Eropa. Hanya saja, buah-buahan tersebut susah ditemukan di Indonesia sehingga diganti dengan buah nanas yang lebih mudah ditemui.
Beberapa kuliner warisan Belanda itu malah ada yang menjadi ciri khas sebuah kota dan identik dengan oleh-oleh kota tersebut. Kamu yang ingin memulai bisnis kuliner di bidang makanan bisa terinspirasi dari makanan-makanan warisan Belanda juga.
Penulis: Alfinia