Garudanetwork– Kehadiran masjid di suatu daerah bukan hanya memiliki peran sebagai tempat ibadah. Banyak juga masjid yang memiliki fungsi lain sebagai ikon sebuah daerah. Seperti salah satu masjid yang menjadi ikon Kota Kediri ini, yakni Masjid Agung Kediri.
Masjid Agung Kediri berada di depan alun-alun Kota Kediri dan berdampingan dengan pusat pemerintahan. Tata kota seperti ini merupakan peninggalan Belanda dan hampir diterapkan di semua daerah. Lokasi Masjid sebagai tempat ibadah selalu berada satu komplek dengan alun-alun dan pusat pemerintahan.
Usia masjid ini sendiri sudah mencapai 253 tahun sejak dibangun pertama pada 1771. Ini sesuai dengan catatan prasasti di joglo masjid yang menuliskan tahun pembangunan masjid. Meski begitu beberapa kali renovasi dilakukan. Setidaknya ada dua kali renovasi yang dilakukan yakni pada 1928 dan terakhir renovasi total di tahun 2002.
Saat terakhir kali direnovasi prosesnya memang dibangun secara total. Bahkan beberapa material masjid lama dipindahkan lokasinya. Renovasi total ini dilakukan untuk menyesuaikan kondisi masjid.
Sebab Masjid Agung Kediri berada di samping sungai brantas. Sedangkan ada jembatan yang berada di samping masjid. Saat belum direnovasi, masjid berada di bawah jembatan alun-alun bundar. Sehingga perlu perombakan agar letak masjid sejajar dengan jembatan.
Berikut 5 Fakta Tentang Masjid Agung Kediri
1. Tiga Kali Berubah Nama
Penamaan sebuah masjid memang menjadi hal yang utama dilakukan saat pembangunan. Tidak hanya menjadi sebuah indentitas atau agar mudah dikenal. Penamaan masjid juga menjadi bagian dari proses pembangunannya.
Perlu diketahui, sebelum menggunakan nama sekarang Masjid Agung Kediri, setidaknya masjid ini sudah tiga kali berganti nama. Yakni Masjid Ageng Kadiri, Masjid Jami’ Kotamadya Kediri hingga akhirnya menjadi nama sekarang Masjid Agung Kediri.
2. Memiliki Banyak Pilar
Masjid selalu identik dengan pilar-pilar besar yang menjadi peyangga bangunan utama. Selain itu banyaknya pilar juga menjadi bagian dari keindahan sebuah masjid. Masjid menjadi tampak megah dan terlihat luas ketika memiliki banyak pilar.
Sama halnya dengan Masjid Agung Kediri yang memiliki 106 pilar penyangga. Belum lagi dengan adanya 15 pintu berukuran besar dan 12 pintu kecil. Ini menjadikan masjid ini sebagai salah satu masjid terbesar di Kota Kediri.
Dengan luasan seperti mencapai 1.388 m2, masjid ini mampu menampung jamaah hingga mencapai 10.000 orang. Jumlah ini tentu cukup besar untuk ukuran masjid agung.
3. Memiliki Menara 49 meter
Tak hanya memiliki pilar yang cukup banyak dan area luas, Masjid Agung Kediri juga memiliki ikon sebuah menara dengan tinggi mencapai 49 meter. Menara masjid ini memang cukup tinggi dan mampu menghadirkan nuansa megah.
Menara masjid juga dibangun dengan berbagai fungsi, salah satunya sebagai tandon air. Di bawah menara digunakan sebagai tendon untuk mengumpulkan air. Setelah terkumpul dan dirasa sejuk air dari tendon dialirkan ke tempat wudhu.
Secara penempatan, menara masjid juga sangat diperhitungkan. Bahkan jika dilihat dari dekat jarak antara bangunan utama dan menara agak jauh. Namun pertimbangan ini dilakukan agar menara bisa dilihat dari empat sisi mata angin.
4. Lokasi Sholat di Lantai 2 dan 3
Secara penempatan, area ibadah Masjid Agung Kediri juga cukup berbeda dengan masjid lainnya. Jika di tempat lain area utama berada di lantai dasar, maka di masjid ini area utama ibadah berada di lantai 2 dan 3.
Hal ini terjadi karena letak lantai 1 berada lebih rendah dari jembatan alun-alun bundar. Sehingga kurang pas jika melakukan Ibadah berada lebih rendah dari jembatan. Sehingga diputuskan untuk menggunakan lantai 2 dan lantai 3 sebagai lokasi ibadah.
Sedangkan lantai 1 dimanfaatkan sebgai pusat kegiatan perkantoran. Serta tersedia juga aula yang bisa digunakan masyarakat untuk melangsungkan berbagai acara. Salah satunya aula masjid kerap digunakan untuk melakukan resepsi pernikahan.
5. Atap Masjid Yang Megah
Tak hanya dari sisi bangunan yang tampak megah dengan penggunaan pilar dan menara yang menjulang tinggi, urusan atap masjid juga didesain dengan megah dan mengandung banyak makna.
Jika dilihat dari atas, kubah Masjid Agung Kediri tampak seperti bintang persegi delapan. Ide penggunaan desain atap seperti ini didasari pada arah mata angin. Memiliki makna bahwa Islam hadir diseluruh penjuru dunia.
Untuk keseluruhan desain Masjid Agung Kediri merupakan bentuk akuluturasi budaya. Antara budaya Timur Tengah dengan budaya Jawa yang membuat bangunan menjadi lebih ikonik. Perpaduan antara kubah dan joglo mencerminkan dua budaya berbeda namun bisa menjadi satu dalam bentuk rumah ibadah.
Nilai- nilai yang ditawarkan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Serta mejadi pengingat bahwa nilai agama bisa berdampingan dengan nilai budaya. Bahkan hasilnya menjadi lebih kuat karena saling melengkapi.
Baca Juga Mau Kuliah di Kediri? 4 Universitas di Kediri Ini Bisa Jadi Pilihan