Universitas Airlangga
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof. Mohammad Nasih buka suara terkait kasus karangan bunga BEM FISIP yang viral (Foto: Izzatun Najibah)
Surabaya

Karangan Bunga BEM FISIP Unair Surabaya Viral, Rektor: Jangan Bawa Nama Institusi

Garudanetwork – Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Prof. Mohammad Nasih akhirnya buka suara terkait viralnya kasus karangan bunga yang dibuat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Dekan FISIP Unair, Prof Bagong Suyanto sempat membekukan kepengurusan BEM FISIP Unair usai karangan bunga yang ditujukan untuk Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka viral di media sosial.

Pihak Dekanat menilai, BEM FISIP Unair telah mencoret marwah akademik karena karangan bunga tersebut mengandung kalimat ujaran kebencian, kasar, dan tidak sopan.

Karangan bunga tersebut, dibuat oleh pengurus Kementerian Politik dan Strategis di bawah naungan BEM FISIP sebagai bentuk ekspresi kekecewaan dalam mengawal Pemilu 2024.

Merespon hal itu, Rektor Nasih menyayangkan jika pihak BEM FISIP turut mengunggah foto karangan bunga yang terpajang di taman kampus itu melalui media sosial instagram @bemfisipunair, bukan akun pribadi.

“Mudah saja menggunakan saluran instagram pribadi. Kenapa harus menggunakan instagramnya yang bernama BEM Unair. Persoalannya hanya itu saja,” katanya saat ditanya oleh Garudanetwork, Senin (28/10/2024).

Tercantumnya nama kampus “Unair” menjadi persoalan bagi pihak Rektorat. Nasih menuturkan, jika membawa nama kampus maka akan menjadi tanggung jawab institusi itu sendiri.

“Karena dengan melibatkan institusi untuk hal yang sangat berisiko itu berarti yang bertanggung jawab juga semuanya,” jelasnya.

Nasih juga mengaku telah berkomunikasi dengan pihak Dekanat saat kepengurusan BEM FISIP sempat dicabut. Dalam komunikasi tersebut, Rektorat mendengar jika alasan pencabutan karena kritikan tersebut bersifat pribadi.

“Yang saya dengar dari Pak Dekan sesungguhnya persoalannya kan di situ saja. Kalau ada pendapat-pendapat yang sifatnya pribadi dan apalagi sifatnya sangat sensitif,” terangnya.

Meski demikian, Nasih mengklaim jika pihak Rektorat tidak akan melarang mahasiswanya dalam memberikan kritik. Asal, tidak diunggah di media sosial yang membawa nama institusi Unair Surabaya.

“Karena tentu semua ide, tanggung jawab, kritik apapun itu menjadi tanggung jawab pribadi. Bukan tanggung jawab institusi. Jadi ngomong apapun, mau misuh, mau apa-apa, sepanjang dia menggunakan saluran pribadi itu urusan mereka. Bukan urusan kampus,” pungkasnya.

 

Penulis: Izzatun Najibah

Related posts

Paslon yang Diusung Bakal Lawan Kotak Kosong, DPC Gerindra Surabaya: Itu Proses Demokrasi

Tanjung

Sama-sama Punya “Darah” NU, Khofifah dan Luluk Berebut Suara Santri di Pilgub Jatim

Tanjung

Debat Paslon Pilgub Jatim 2024 Dimulai 18 Oktober di Surabaya, Bakal Ada 6 Segmen

Tanjung

Jadwal, Tema, dan Panelis Debat Perdana Pilgub Jatim 2024

Tanjung

Jelang HUT Kemerdekaan RI ke-79, Kantor Gubernur Jatim Digeledah KPK

Tanjung

Siap Kirim Alphard ke IKN Jelang HUT RI, Pengusaha Rental Mobil Mewah di Surabaya: Asal Bayar Lunas

Tanjung

Leave a Comment