Garudanetwork – Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara bukan hanya menjadi pusat pemerintahan Indonesia kedepan. Namun juga menjadi Kota dengan teknologi yang canggih. Salah satunya dengan penggunaan kereta otonomos tanpa rel yang menjadi pertama di Indonesia.
Uji coba kereta otonomos tanpa rel di IKN Nusantara sudah dilakukan sejak 5 Agustus 2024 lalu. Alat transportasi yang punya nama keren Autonomous Rail Trans (ART) ini memang menjadi daya tarik tersendiri. Meski disebut sebagai kereta namun tidak ada rel yang dibangun di IKN.
Secara bentuk kereta ini hampir sama dengan kereta listrik. Namun penggeraknya berupa roda dengan ban seperti mobil pada umumnya. Hanya saja rodanya ditutup dengan bodi sehingga seperti tidak terlihat.
Karena menggunakan ban maka tidak perlu rel sebagai jalur utamanya. ART bisa melaju di jalanan biasa seperti kendaraan pada umumnya. Uji coba yang dilakukan di IKN sendiri guna memastikan secara infrastruktur dan teknologi sudah selaras.
Rencananya kereta otonomos tanpa rel ini akan di uji coba hingga Desember 2024 mendatang. Akan menjadi hal menarik saat penggunannya di upacara 17 Agustus mendatang. Ini sebuah kemajuan untuk Indonesia melalui teknologi transportasi.
Berikut Beberapa Fakta Tentang Kereta Otonomos Tanpa Rel di IKN
Bebas Polusi
Dengan menggunakan tenaga listrik maka bisa dipastikan jika kereta otonomos tanpa rel bebas dari polusi. Ini sejalan dengan konsep IKN yang ramah terhadap lingkungan dan menekankan green energy. Sumber energinya berasal dari baterai yang dapat diisi ulang.
Proses pengisian ulang baterai dilakukan disetiap halte yang dilewati. Sehingga tidak sampai kehabisan daya ditengah perjalanan. Untuk rute yang digunakan juga memiliki daya magnet.
Ini membuat kereta otonomos tanpa rel bisa berjalan sesuai dengan rutenya. Sekali jalan akan menggunakan dua sampai tiga rangkaian. Kapasitasnya bisa mencapai 312 orang maksimal dengan kecepatan 40 kilometer per jam.
Setiap kali berhenti di halte hanya diberi waktu 5 menit untuk penumpang. Sedangkan saat ini rute yang disiapkan hanya dari Sumbu Kebangsaan atau titik tengah dari IKN menuju Sumbu Barat dan Sumbu Timur IKN. Penumpang yang menggunakan ART tidak dikenakan biaya selama masa ujicoba.
Diimport Dari China
Kereta otonomos tanpa rel di IKN merupakan produk yang diimpor dari China. Kerata ini diproduksi oleh perushaan CRRC Co., Ltd. Sedangkan untuk proses pemeliharaan dilakukan oleh Norinco International Co., Ltd.
Menggunakan sistem tranportasi perkotaan yang dilengkapi kecerdasan buatan. Membuat ART menjadi unik dan menarik. Bahkan sudah menjadi perbincangan masyarakat Indonesia.
Lebih Hemat Dari LRT
Mempunayi jalur secara virtual dan tidak menggunakan rel menjadi salah satu kelebihan kereta otonomos tanpa rel. Selain itu secara nilai investasi juga lebih hemat jika dibandingkan dengan LRT (Light Right Transit). Dengan tidak dilakukan pembangunan rel maka secara nilai investasi menjadi lebih murah.
Masa Guna Lebih Lama
Satu ART bisa digunakan hingga 25 tahun kedepan. Tentu ini cukup lama untuk ukuran transportasi masal. Periodenya juga untuk ekonomis dan sangat cocok untuk investasi jangka panjang.
Resiko Kecelakaan Rendah
Jika bus pada umumnya memiliki resiko kecelakaan tinggi. Maka kereta otonomos tanpa rel sebaliknya dengan resiko terbilang rendah. Bahkan kemungkinan untuk drifting tidak akan terjadi.
Sebab ART memiliki fitur pencegahan dengan penerapan teknologi virtual. Melalui teknologi virtual jalur mandiri maka akan mencegah terjadinya drifting.
Kapasitas Cukup Banyak
Dengan sekali jalan menggunakan dua sampai tiga rangkaian. Maka secara kapasitas angkut ART terbilang cukup banyak. Bahkan bisa membawa penumpang hingga 312 orang sekali jalan.
Mudah Direlokasi
Kereta otonomos tanpa rel memiliki kelebihan bisa melakukan perpindahan rute tanpa dibuat pusing. Sebab tidak perlu melakukan pembangunan rel jika mau melakukan pindah rute. ART bisa diatur dengan menyesuaikan tugas-tugas rute yang akan dilakukan.
Harga Lebih Murah
Untuk membangun mode transportasi seperti ART biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1 Triliun. Ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan transportasi massal seperti MRT dan LRT. Perbandingannya biaya MRT dan LRT bisa mencapai lebih dari Rp 10 Triliun.
Bagaimana sudah tahu berbagai fakta tentang kereta otonomos tanpa rel atau ART. Mari kita tunggu prosesnya di IKN Nusantara agar bisa segera dinikmati masyarakat. Tentunya kedepan akan makin banyak transportasi seperti ini di kota-kota besar Indonesia.