Katering MPASI
Ilustrasi MPASI. Foto: Freepik
Gaya Hidup & Hiburan

Mengincip Lezatnya Bisnis Katering MPASI, Mama Pekerja Bisa Jadi Sasaran

Garudanetwork – Memasuki fase MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) adalah masa-masa yang menantang bagi para mama. Selain bersih dan higienis, komposisi nilai gizi menjadi perhatian utama. Tak sedikit, para mama terutama mama pekerja mempercayakan urusan memasak MPASI anak ke katering yang terpercaya.

Adanya peluang dari kebutuhan pasar inilah yang menjadikan bisnis katering MPASI laris manis. Namun, karena target konsumennya adalah bayi, balita hingga anak-anak maka ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian agar bisa mengambil kepercayaan dari konsumen.

Berikut ini langkah awal memulai bisnis catering untuk bekal MPASI

1. Pahami Tentang Nilai Gizi dan Tekstur

Berbeda dengan katering untuk orang dewasa, pemilik bisnis katering MPASI harus mempelajari dan memahami tentang nilai gizi terutama takaran perbandingan protein, karbo dan sayur.

Jika mengacu pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kebutuhan kalori anak berbeda berdasarkan jenis usia. Pada usia 6-8 bulan kebutuhan kalori adalah 200 kcal/ hari. Sedangkan pada usia 9-12 bulan kebutuhan kalorinya adalah 300 kcal/ hari dan usia 12 – 23 bulan adalah 550 kcal/ hari.

Pemilik bisnis katering MPASI juga perlu memilah bahan yang mengandung allergen dan mana yang tidak. Pahami juga bahan apa saja yang tidak diperuntukkan konsumsi pada anak di bawah usia 1 tahun seperti madu. Hindari juga pemberian bahan yang mengandung pemanis dan penyedap rasa tambahan.

Soal tekstur pun juga perlu menjadi perhatian. IDAI membagi tekstur MPASI berdasarkan usia seperti puree (saring) untuk awal MPASI usia 6 bulan dan mashed (lumat) untuk usia 7 – 9 bulan. Ini karena di usia tersebut gigi bayi baru tumbuh, sehingga dengan tekstur yang sangat halus memudahkan bayi menelan makanan.

Selanjutnya ada tekstur minced (cincang halus), chopped (cincang kasar) dan finger food untuk bayi usia 9 – 12 bulan. Di fase ini, gigi bayi sudah mulai banyak tumbuh sehingga dengan tekstur yang agak kasar dapat melatih motorik gerak mulut untuk mengunyah.

Makanan dengan tekstur utuh atau menu keluarga sudah mulai bisa diperkenalkan di usia 12 bulan.

2. Pemilihan Bahan Berkualitas dan Segar

Karena konsumen adalah bayi dan anak-anak, maka pemilihan bahan wajib menjadi pertimbangan. Pilihlah bahan terutama protein hewani yang segar dan berkualitas. Hindari daging hewani yang mudah membusuk agar tidak menimbulkan masalah kesehatan pada konsumen.

3. Kebersihan Dapur

Selain pemilihan bahan, pengolahan masakan akan menentukan kualitas MPASI. Pastikan alat-alat yang digunakan untuk memasak berbeda dengan alat-alat masak di dapur utama. Pisahkan talenan untuk memotong daging mentah dan memotong masakan yang sudah jadi untuk menghindari pelekatan bakteri dari daging mentah yang tertinggal di talenan ke makanan yang sudah matang.

Meskipun bisnis ini terlihat “gurih” namun proses pengerjaannya perlu banyak persiapan. Tak ada salahnya merekrut chef yang mengerti soal nilai gizi pada makanan atau konsultasi dengan rekan yang mendalami ahli gizi untuk mendampingi bisnis katering MPASI.

 

Penulis: Alfinia

Related posts

Ternyata Vitamin B Kompleks Berperan untuk Kesehatan Mental, Ini Alasannya

Tanjung

Rambut Rontok hingga Sariawan, Ini Tanda-Tanda Tubuh Defisiensi Vitamin

Tanjung

Jangan Keburu Self Reward, Alokasikan Gaji Pertamamu untuk 5 Jenis Tabungan Ini

Tanjung

Apple Bakal Rilis Tiga iPhone Baru, Intip Tipe dan Prediksi Harganya

Tanjung

Gak Cuma Buat Bumil, Alpukat Juga Bisa Bikin Rambut Lebat dan Kulit Glowing Lho!

Tanjung

Tak Hanya untuk Kecantikan, Ternyata Botox Juga Bisa Hilangkan Bau Badan Lho!

Tanjung

Leave a Comment