Garudanetwork – ArtJog 2024 kembali hadir dengan suguhan ratusan karya yang memukau. Konsisten dari tahun ke tahun, ArtJog memberikan kenikmatan sekaligus pemahaman kepada publik yang tak hanya dari kalangan seniman atau penikmat seni saja. Kali ini, sebanyak 84 seniman membawa karya Ramalan dari masa lalu.
ArtJog 2024 menampilkan ratusan karya yang lebih fresh. Menariknya, mengusung tema “MOTIF: Ramalan” membuat publik semakin penasaran dan ingin menyelami setiap karya seninya. Tentu tak asing, Ramalan menghubungan antara waktu di masa lalu, kini dan esok.
Tim kurator ArtJog 2024 menjabarkan, di dalam imajinasi para seniman, Ramalan adalah daya prediksi yang menggerakkan kreativitasnya dalam proses menciptakan karya seni. Sehingga, tema Ramalan yang dimaksud juga bukan perihal nujum atau ramalan para peramal di masa lalu. Tema ini memberikan seniman kesempatan untuk membayangkan kembali bagaimana gambaran peristiwa dan harapan di masa nanti.
Tahun ini, ArtJog 2024 melibatkan 84 seniman dari kalangan usia dewasa, remaja dan anak-anak. Karya yang ditampilkan pun beragam, baik dua dimensi maupun tiga dimensi atau seni instalasi. Namun, secara khusus Art Jog mengundang seniman Agus Suwage dan Titarubi sebagai seniman komisi untuk merespons Ramalan.
Pasangan seniman ini kembali memamerkan kolaborasi mereka setelah Singapore Binnale 2006 lalu dengan menawarkan “Suara Keheningan”. Karya instalasi yang terpajang di satu gedung khusus ini menampilkan objek material berupa telinga dan padi.
Bagi Agus, telinga dengan simbol Indera pendengaran yang paling toleran di antara ruang sosial manusia yang penuh akan kebisingan. Melalui indera pendengaran pula, manusia bisa menguji pengalaman ketubuhan sendiri dan mengalami keheningan.
Sementara sang istri, Titarubi cukup berhasil membawa atmosfer tersendiri bagi pengunjung ketika melihat objek padi dalam instalasi Suara Keheningan. Padi berbagai jenis yang ditampilkan Tita diiringi doa, pepatah dan pujian yang kerap dilantunkan oleh kelompok masyarakat adat dalam memulai tradisi. Karya ini seakan memberikan pemahaman kepada publik bahwa doa menjadi harapan yang diinginkan di masa mendatang.
Selanjutnya, jika biasanya Nicholas Saputra dan Happy Salma tampil beradu akting sebagai aktor, kini di ArtJog 2024 mereka menampilkan instalasi “Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan”. Mereka juga berkolaborasi dengan Iwan Yusuf dan Gunawan Maryanto.
Karya alih wahana mereka bisa dirasakan pengunjung dengan mendengarkan narasi Serat Centhini. Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan sendiri merupakan salah satu bagian dari Serat Centhini terjemahan Elizabeth D. Inandiak tahun 2002 dalam bahasa Prancis dan kembali diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia tahun 2004 yang dibagi menjadi enam babak.
Sembari berimajinasi dengan dunia kisah Amongraga dan Tambangraras yang melewatkan empat puluh malam di dalam satu kamar pengantin tanpa bersetubuh, pengunjung ArtJog 2024 menilik instalasi mendukung yang ditutup oleh kelambu.
Karya yang dibuat oleh empat seniman ini memberikan Gambaran kepada publik untuk merepresentasikan kisah Amongraga dan Tambangraras di era kontemporer. Layaknya memaknai sebuah Ramalan dari masa lalu.
Semakin menyelami dunia Ramalan di ArtJog 2024, pengunjung bisa menjajal karya Trio Muharam, berjudul “Noir: Under Construction History of Surealism and Consumerism Days” yang berada di lantai tiga Gedung Musuem Nasional Jogjakarta.
Ada puluhan barcode yang terpajang. Pilihlah secara random untuk discan. Muncul suatu gambar yang bernuansa surealis akan mencoba meramal nasibmu di masa depan. Dalam karyanya, Trio Muharam ingin menawarkan suatu rangkaian layaknya peristiwa biasa saja dari hidup seorang tokoh tetapi diglofikasikan seolah menjadi perspektif di masa depan.
“Struk belanja, mesin kasir, layar beberapa inci, angka-angka dan pola transaksi lainnya adalah bagian dari kita hari ini. Dengan menduplikasi pola dari serangkaian proses itu, karya ini mencoba merefleksikannya dengan melibatkan interaksi antara benda seni dan apresiator,” kata Trio.
Membahas ArtJog 2024, rasanya sayang jika melewatkan ArtJog Kids. Kreativitas anak-anak memperkenalkan seni kontemporer sekaligus memberikan ruang edukasi seni sejak dini. Mereka berpartisipasi unjuk gigi dalam karya-karyanya yang memukau.
Karya anak-anak yang berhasil terpilih artinya menawarkan perspektif yang beda dan unik untuk tampil di ArtJog 2024. Tidak hanya sebatas goresan, karya anak-anak ini nyatanya juga berbicara isu sosial dan budaya dengan ruang emosionalnya yang luas.
ArtJog 2024 dengan MOTIF: Ramalan bisa dinikmati sejak tanggal 28 Juni hingga 1 September 2024 di Museum Nasional Jogjakarta mulai pukul 10.00 – 21.00 WIB setiap harinya. Untuk harga tiketnya, Rp 50 ribu untuk anak-anak usia 6-16 tahun. Sedangkan untuk dewasa, ditarif sebesar Rp 75 ribu. Live Performance Art juga bisa ditonton sesuai jadwal yang tertera melalui akun Instagram @artjog.id.
Penulis: Izzatun Najibah