Garudanetwork – Memiliki anak remaja tentu menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, terlebih di era milenial seperti sekarang. Meski sudah berupaya menjaga, namun siapa sangka pergaulan di luar juga turut berperan dalam membentuk karakter anak.
Hal itu pula yang menjadikan sejumlah orang tua memilih pondok pesantren sebagai tempat anak-anaknya menimba ilmu.
Tak ingin anak terjerat dalam pergaulan yang salah, menjadi motif utama orang tua mengirim putra-putri mereka ke pondok pesantren. Di antara banyaknya pilihan, Pondok Pesantren (PP) Lirboyo yang terletak di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur ini, tak sedikit para wali santri menaruh hati.
Adalah Bapak Kalil dari Kesa Srengseng, Indramayu, Salah satu wali santri yang mengirim anaknya berguru ke PP Lirboyo. Ia mengaku khawatir dengan fakta bahwa pelaku tindakan kriminal di desanya kebanyakan anak remaja usia SMP.
“Saya khawatir anak saya terlibat oleh lingkungan yang demikian. Apalagi setiap hari saya harus bekerja. Jarang ketemu anak. Ketika dzuhur saya pulang dan anak saya tidak ada di rumah, jika ada pun susah diatur. Tidak mau ngaji dan salat ke mushalla. Kerjaannya nongkrong tidak jelas. Biasanya kalau habis maghrib pergi sama teman-temanya dan pulang jam dua belas malam. Padahal anak saya baru kelas satu SMP,” ungkapnya dalam wawancara dengan Marzuki Ahmad Masrukin yang tertuang dalam artikel “Motif Orang Tua Santri di Pondok Pesantren HM Lirboyo”.
Jauh dari Jawa Barat mengirim anaknya ke Jawa Timur bukan tanpa sebab. Meski di Jawa Barat juga banyak Pondok Pesantren, Kalil memilih PP Lirboyo supaya mental sang anak benar-benar kuat dalam bertahan hidup dan bersosialisasi. “Kalau dekat khawatirnya malah minta sering pulang,” paparnya.
Lain halnya dengan Tosin, warga Desa Kedungwungu, Indramayu ini. Kredibilitas PP Lirboyo adalah alasan utama ia mengirim anaknya untuk belajar.
“Supaya ketika meneruskan perjuangan saya di rumah bisa memiliki banyak referensi Ahlusunnah wal Jama’ah. Di desa saya pernah kecolongan ada keluarga yang asal memondokkan anaknya malah jadi teroris,” ucapnya dalam wawancara dengan Marzuki Ahmad Masrukin.
Penulis: Alfinia