GarudaNetwork – Sebagai sosok muda yang jadi calon wakil walikota Kediri 2024, Zidna Al-Izzah tak bisa lepas dari kenangan dan pesan-pesan ayah dan ibunya.
Perempuan yang akrab disapa Ning Zidna ini lahir dari keluarga pondok pesantren yang kental akan nilai agama.
Ayah atau abahnya, almarhum KH Fuaduddin Thoha, merupakan pengasuh Ponpes Al-Islah Bandar Kidul Kediri. Sementara sang ibu, almarhumah Hj. Lilik Muhibbah merupakan mantan Wakil Walikota Kediri periode 2013-2018.
Dalam pertemuan singkat sore itu (7/8/2024), Ning Zidna mengungkapkan bagaimana peran kedua orang tuanya yang telah membentuk dirinya menjadi pribadi mandiri dan kuat.
Baginya, Abah dan Ibu adalah sosok yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan prinsip hidup yang dipegangnya hingga saat ini.
Abah, KH Fuaduddin Thoha, Sosok Kyai yang Disiplin
Abah, menurut Zidna, adalah sosok yang luar biasa dalam hal kedisiplinan. Sosok yang menjadi tauladan dalam keluarga dan Ponpes Al-Islah Kediri.
“Beliau memang orangnya luar biasa cuek, tidak romantis, tapi sangat sayang meski dengan cara yang berbeda,” ungkap Zidna.
Ia menggambarkan kedekatan dengan Abah bukan seperti yang sering dilihat di film atau cerita populer. Namun lebih kepada kebersamaan yang sederhana namun bermakna.
Seperti ketika KH Fuaduddin Thoha mengajak Zidna kecil yang kala itu sulit tidur untuk makan bersama terlebih dulu.
Meski dikenal keras, Abah tidak pernah mengekang Zidna dalam membuat pilihan hidupnya.
“Abah itu luar biasa dalam hal tidak pernah mengekang. Semua pilihan ada di tangan saya, tetapi tetap harus dalam koridor yang benar,” kenangnya.
KH Fuaduddin Thoha mendidik Zidna untuk mandiri dan bertanggung jawab sejak dini. Didikan ini yang membuatnya kini bisa menjalani kehidupan dengan penuh kemandirian.
Hj. Lilik Muhibbah, Sosok Ibu yang Sabar dan Penyayang
Sementara itu, Ibu bagi Zidna adalah sosok yang sabar dan penuh kasih sayang. Setelah kepergian Ibu, Zidna semakin menyadari betapa besarnya peran dan pengorbanan Ibu dalam hidupnya.
“Ibu meninggal karena sakit, dan saya selalu mendampinginya selama perawatan di rumah sakit, baik di Kediri maupun Surabaya,” tutur Zidna.
Momen-momen itulah yang membuatnya lebih mengerti betapa sabar dan tabahnya sang Ibu menghadapi cobaan.
Zidna juga bercerita bagaimana dirinya sering menemani Ibu dalam berbagai kegiatan, terutama saat pengajian. Sang ibu, Hj. Lilik Muhibbah, lebih suka didampingi olehnya.
“Saya sering ikut almarhumah itu mungkin dari SMA, kelas 3 terakhir itu ya. Kalau untuk mengikuti mungkin bukan mengikuti yang full seperti mungkin ajudan pribadi seperti itu enggak mungkin di momen tertentu,” tuturnya.
Pengalaman berkeliling bersama ibunya yang kala itu menjabat Wakil Walikota Kediri, memberi Zidna banyak pelajaran berharga. Mulai dari cara beradaptasi dalam situasi baru, maupun menghadapi orang-orang dengan beragam karakter.
“Dan akhirnya kan bisa beradaptasi, oh tau ternyata memang menghadapi banyak orang seperti ini dan gimana caranya ya di tengah hiruk piruk segala suasana ketika harus berpindah pindah tempat menemui satu dengan yang lainnya itu memposisikan diri,” jelasnya.
Pembelajaran Hidup dari Orang Tua hingga Kini jadi Calon Wakil Walikota Kediri 2024
Zidna menyadari bahwa pendidikan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya sangat mempengaruhi kehidupannya saat ini.
“Kalau Abah dan Ibu tidak mendidik saya seperti itu, mungkin saya tidak akan menjadi seperti sekarang,” ujarnya.
Dalam lingkungan pondok pesantren tempatnya tumbuh, Zidna belajar untuk tawadu’ dan hormat kepada orang tua.
“Perihal orang tua itu kan nggak bisa diukur dengan apapun. Maksudnya, mungkin orang tua bisa ngopeni anak 11, tapi anak 11 pun belum tentu bisa nemani orang tua,” tuturnya.
Pengalaman masa kecil dan nilai-nilai dari orang tuanya membuat Ning Zidna tumbuh dewasa dan mandiri.
Meskipun banyak orang yang membantunya sebagai seorang Ning, Zidna tetap diajarkan untuk bertanggung jawab atas urusannya sendiri.
“Abah sama ibu saya itu mendidik walaupun sudah ada anak pondok apapun ya itu kan tanggungan kamu. Ojok ojok kamu sak karepe dewe (jangan seenaknya sendiri) ini gitu,” jelasnya menirukan pesan abah ibunya.
Di usianya yang masih muda, 26 tahun, Zidna merasa bahwa pengalaman yang ia lalui telah membuatnya semakin matang dan siap menghadapi tantangan hidup ke depan.
Pendidikan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh Abah dan Ibu adalah warisan berharga yang akan terus ia pegang hingga kini menjadi calon Wakil Walikota Kediri 2024.
Reporter: Imam Abu Hanifah