Garudanetwork – Potensi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di Malang Raya cukup potensial. Secara jumlah ada lebih dari 130 ribu pelaku UMKM yang tersebar di Malang Raya. Namun pelaku UMKM di Malang Raya masih terkendala permasalahan manajemen.
Selain juga masalah pemasaran yang masih dilakukan secara tradisional. Tentu hal ini menjadi perhatian bagi pemerintah di Malang Raya. Sebab perlu dukungan pemerintah untuk melakukan peningkatan kemampuan pelaku UMKM.
Berdasarkan data jumlah pelaku UMKM di Malang Raya mencapai 29.058 di Kota Malang. Sedangkan di Kabupaten Malang menjadi daerah dengan jumlah UMKM terbanyak mencapai 99.875. Sementara di Kota Batu hanya terdata sekitar 2.897 pelaku UMKM.
Meski begitu jumlahnya bisa lebih dari itu sebab masih banyak yang belum terdata. Untuk melakukan peningkatan kemampuan memang menjadi kendala. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur rata-rata pelaku UMKM merupakan lulusan SMP dan SMA.
Tentu secara kemampuan manajemen masih perlu peningkatan. Mereka masih berpikir untuk melakukan proses usaha secara manual. Hanya berpikir tentang mendapatkan keuntungan bukan tentang merencanakan bisnis.
”Memang tantangan UMKM di Malang Raya dan nasional itu ada di cara manajemen usaha. Padahal tantangan saat ini bagaimana caranya agar usaha itu bisa berkembang atau biasa disebut scale up,” terang Ketua Pembina Lembaga Inkubator Bisnis Kamapung Wirausaha Nusantara Dr. Imam Muhajirin Elfahmi.
Pria yang akrab disapa Coach Dr Fahmi ini menjelaskan untuk melakukan scale up usaha memang tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu persiapan yang matang terutama kemampuan pemimpinnya atau ownernya. Sebab tonggak sebuah usaha adalah pemilik usaha itu sendiri.
”Yang harus disiapkan tentu kemampuan pemiliknya. Baik dari sisi manajemen, marketing dan lainnya semua itu ada tahapannya. Yang paling awal jelas kesiapan secara pribadi untuk menuju usaha lebih besar,” jelasnya.
Sebab dalam menjalankan sebuah usaha tidak bisa dilakukan sendirian. Seorang perngusaha perlu membentu sebuah tim yang solid sejak awal. Tidak usah melakukan rekruitmen karyawan, karena diawali dari keluarga juga bisa.
”Merekrut karyawan itu kan jelas menambah biaya. Bisa diawali dengan mengajak keluarga, itu bisa jadi tim awal yang solid. Semua di kontrol dan siapkan sebaik mungkin untuk mendukung scale up usaha,” ungkap peraih Penghargaan Insan Pancasila 2024 dari BPIP tersebut.
Selain itu perlu melakukan jejaring agar sebuah usaha itu bisa berkembang. Karena itu menjadi langkah untuk saling belajar dan mendapatkan ilmu serta pengalaman. Dengan menambah jejaring sesama pelaku usaha usaha akan makin dikenal.
”UMKM di Malang Raya ini kalau bisa berjejaring pasti akan sangat bagus. Karena nanti semua kebutuhan akan bisa saling mengisi antar pelaku usaha. Secara modal pelaku UMKM tidak besar dengan adanya sebuah jaringan maka bisa saling membantu dan bertukar informasi,” jelasnya.
Salah satunya seperti saat ini yang sedang digaungkan Coach Dr Fahmi lewat NGG (Nusantara Gilang Gemilang). Ini merupakan sebuah jejaring para pelaku usaha dari seluruh Indonesia. Dengan jejaring maka semua pelaku usaha saling terhubung dan bisa membantu peningkatan ekonomi negara.
”Potensi UMKM dalam menyumbang keuangan negara sangat besar. Saat pandemi lalu UMKM menjadi tulang punggung ekomomi Indonesia. Itu pentingnya sebuah jejaring agar bisa saling terhubung dan mendukung sesama pelaku usaha,” tutupnya.