Garudanetwork – Wajah sebuah kota bisa dicerminkan dari bagus tidaknya wilayah yang ada di pusat kota. Salah satu yang kerap menjadi pusat wajah kota adalah alun-alun. Hal yang sama juga dicanangkan pemerintah Kota Kediri dengan cara merevitalisasi wajah alun-alun Kota Kediri.
Namun rencana itu tak kunjung usai hingga saat ini. Bahkan wajah alun-alun Kota Kediri saat ini nampak kumuh karena ditumbuhi semak belukar. Belum lagi seng yang menutupi kawasan alun-alun menambah kesan terbengkalai pusat kegiatan masyarakat tersebut.
Dulu, alun-alun Kota Kediri selalu jadi jujugan masyarakat. Namun, hal itu kini tak lagi tampak. Pedagang kaki lima yang menjajakan makanan juga terusir dari sana. Ini tentu menimbulkan pertanyaan kapan alun-alun akan kembali ke fungsi awalnya.
Sejatinya alun-alun memiliki fungsi utama sebagai pusat administratif dan kegiatan sosial budaya masyarakat. Sejarah mencatat pertama kali konsep alun-alun digunakan pada jaman Fatahilah. Hingga kini setiap kota atau kabupaten memiliki alun-alun sebagai pusat kegiatan.
Bahkan alun-alun juga kerap menjadi ikon sebuah daerah. Alun-alun juga tak jarang menjadi tujuan wisata bagi masyarakat luar kota yang berkunjung. Sebab alun-alun berada di pusat kota dengan akses yang mudah dijangkau.
Namun, jika kondisi alun-alun kumuh dan tidak terawat, hal itu tentu menjadi cerminan sebuah daerah. Hal ini tentu sangat disayangkan. Tempat publik yang bisa dimanfaatkan malah jadi tidak terawat. Masyarakat juga akan kehilangan ruang publik ketika alun-alun tidak digunakan sebagai mestinya.
Berikut 5 Fakta Mangkraknya Alun-alun Kota Kediri
1. Ingin Dikembalikan Ke Fungsi Awal
Alun-alun Kota Kediri saat ini sedang dalam revitalisasi untuk mengembalikan fungsinya seperti sedia kala. Hal ini sudah dirancang oleh pemerintah Kota Kediri untuk merubah wajah alun-alun Kota Kediri menjadi lebih indah. Tujuannya agar lebih banyak ruang terbuka hijau untuk kegiatan masyarakat.
Sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatan dengan lebih leluasa. Belum lagi banyaknya pohon dan tumbuhan menjadikan alun-alun lebih segar dan nyaman. Masyarakat juga bisa berlama-lama menikmati udara segar di alun-alun sambil bercengkrama.
2. Jadi Pusat Kuliner
Tak hanya menjadikan alun-alun Kota Kediri lebih ramah terhadap lingkungan dan lebih modern, Pemerintah Kota Kediri juga ingin menjadikan kawasan alun-alun lebih tertata lagi untuk pedagang kaki lima. Sebab selama ini banyak pedagang yang berjualan di sekitar alun-alun.
Hal ini membuat pemerintah Kota Kediri ingin membuat pusat jajanan dengan mendirikan pujasera. Tak hanya menyediakan tempat untuk berjualan saja, Pemerintah Kediri juga berencana menata produk yang dijual oleh pedagang. Sehingga layak dan menarik minat para pembeli.
Ini juga menjadi bagian dari memajukan UMKM Kota Kediri agar lebih baik lagi. Pihak pemerintah juga mengajak agar pelaku UMKM lain bergabung dan meramaikan pusat jajanan. Sehingga lebih banyak lagi yang berjualan dan roda ekonomi bisa tumbuh.
3. Diterpa Kasus Korupsi
Mangkraknya pembangunan alun-alun Kota Kediri tentu menjadi tanda tanya besar di kalangan masyarakat Kota Kediri. Apalagi sejak dicanangkan Juni tahun lalu, hingga kini proses pembangunan tidak kunjung usai. Dana yang digunakan untuk membangun alun-alun juga tidak sedikit.
Total anggaran yang digelontorkan mencapai Rp 17,9 miliar dari sumber dana APBD. Namun hingga kini tidak ada tanda-tandan proyek akan dilanjutkan. Bahkan patung Mayor Bismo sudah berdiri dengan gagah di kawasan selatan alun-alun.
Mangkraknya proyek ini menuai beragam isu termasuk adanya korupsi yang dilakukan pejabat terkait. Hal ini disuarakan oleh Projo Kota Kediri melalui spanduk yang dipasang di kawasan alun-alun. Tujuannya agar aparat penegak hukum mau turun dan melakukan penyelidikan.
Meski kabaranya Polda Jatim sudah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Jika melihat dari data yang ada proses pembangunan alun-alun harusnya selesai pada Desember 2023. Apalagi ada kabar bahwa penggarap proyek tersebut belum juga mendapatkan pelunasan.
4. Diselesaikan di Badan Arbitase Nasional
Proyek revitalisasi alun-alun Kota Kediri berhenti sejak November 2023 lalu. Hal itu setelah Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Kediri melakukan pemutusan kontrak kerja. Kontrak rekanan yang diputus adalah PT Surya Graha Utama KSO Sidoarjo.
Ketika diputus kontraknya, pihak rekanan mengaku jika proses pengerjaan proyek sudah mencapai 90 persen. Namun hal berbeda disampaikan pihak Dinas PUPR Kota Kediri yang menganggap rekanan belum memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Kini sengketa ini sudah masuk ke Badan Arbitase Nasional dan dalam tahap penyelesaian. Namun, belum jelas kapan prosesnya akan selesai. Jika semua berjalan dengan lancar maka tahun 2025 proyek baru bisa dilanjutkan kembali prosesnya.
5. Desain Dirancang Andra Matin
Penggarapan proyek alun-alun Kota Kediri sendiri sejak awal digarap dengan serius. Hal ini nampak dari pemilihan desainer alun-alun Kota Kediri yang digarap Andra Matin. Tentu nama Andra Matin di kalangan arsitek Indonesia sudah cukup terkenal.
Bahkan beragam prestasi sudah dicatatkan Andra Matin dalam bidang desain arsitektur. Apalagi Andra dikenal sebagai arsitek yang suka memanfaatkan beton. Hal ini terlihat dari beberapa desain bangungan yang dia gambar.
Menurutnya material beton memiliki keindahan tersendiri dan bersifat tahan lama jika digunakan dalam bangungan. Andra juga cukup terkenal dalam pemanfaatan cahaya alami dan ruang terbuka. Hal ini tentu sangat cocok dengan tujuan revitalisasi alun-alun Kota Kediri.
Dengan berbagai fakta yang sudah ada, maka tidak heran jika masyarakat Kota Kediri begitu menanti kembalinya fungsi alun-alun. Saat ini dengan mangkraknya proyek alun-alun Kota Kediri masyarakat jadi tidak punya ruang untuk bersosialisasi. Selain itu ikon Kota Kediri jadi terlihat kumuh dan tidak terawat. Patut ditunggu sampai kapan proyek alun-alun akan mangkrak dan merugikan masyarakat.