pelaku bullying
Ilustrasi orangtua berkomunikasi dengan anak. Foto: Freepik
Uncategorized

Saat Anak Jadi Pelaku Bullying, Ini 6 Hal yang Perlu Dilakukan Orang Tua

Garudanetwork – Anak-anak memiliki hak untuk bersekolah dengan nyaman, aman dan tenang. Penindasan atas dasar apapun sebaiknya tidaklah terjadi di tempat anak mendapat pendidikan etika, bahasa dan eksakta.

Sebagai orang tua tentu akan marah dan kecewa saat mengetahui anak menjadi korban perundungan. Namun apa yang terjadi jika keadaan menjadi sebaliknya, saat anak justru menjadi pelaku perundungan?

1.Tenangkan Diri dan Validasi Perasaan Anak

Sama halnya dengan orang tua korban perundungan, sebagai orang tua yang anaknya melakukan perundungan tentu akan kecewa dengan perbuatan sang anak. Alih-alih memarahi mereka, coba tenangkan diri sendiri dulu sebelum memvalidasi perasaan buah hati.

Perasaan tenang akan menghindarkan orang tua dari sikap gegabah. Selain itu, apabila sudah tenang orang tua dapat menerima bahwa apa yang diperbuat oleh anak dengan alasan apapun tetaplah perbuatan yang salah.

2. Buka Komunikasi Dua Arah dengan Anak

Sebelum menghakimi mereka dan menegaskan bahwa perbuatan perundungan adalah hal yang salah, coba buka komunikasi dua arah terlebih dahulu dengan mereka. Tanyakan mengapa ia menindas temannya?

Bisa jadi anak-anak yang menindas anak lain memiliki sejumlah alasan seperti ingin mendapat pengakuan, mencari perhatian, atau sedang menghadapi emosi yang rumit.

Dalam beberapa kasus, anak yang menindas anak lain merupakan korban atau saksi kekerasan di rumah atau lingkungan sekitarnya.

3. Gunakan Cara Sehat untuk Menasihati

Minta anak anda untuk menjabarkan runtutan peristiwa yang membuat mereka frustasi dan tawarkan cara-cara sehat untuk bereaksi. Pancing rasa empati dan simpati anak dan tempatkan dia untuk berada pada posisi mereka yang ditindas.

Dorong mereka untuk membayangkan betapa takut, marah dan frustasinya mereka saat ditindas olehnya.

4. Hubungi Psikolog Anak

Apabila anda mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan anak, saatnya menyerahkan urusan tersebut kepada ahli seperti psikolog anak. Tak ada salahnya mengajak anak ke psikolog selama 2 – 3 kali kunjungan untuk benar-benar mengerti akar permasalahan apa yang menyebabkan anak melakukan penindasan kepada anak lain.

5. Buka Komunikasi dengan Orang Tua Korban

Meskipun mungkin anda akan menghadapi situasi yang buruk, namun dengan menemui dan membuka komunikasi dengan orang tua korban akan mengajarkan anak untuk berani mengakui kesalahan dan berbesar hati meminta maaf kepada teman yang menjadi korban.

Yakinkan kepada anak bahwa anda tidak akan meninggalkannya dan akan selalu mendampinginya berproses menjadi lebih baik.

6. Periksa Diri Sendiri

Anak-anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Apabila mereka terbiasa melihat kekerasan baik di dalam maupun di luar rumah, ia pun akan menormalisasi hal tersebut dan melakukan yang serupa di lingkungan sekolah.

Atau bisa jadi anda pun melakukan hal yang sama kepada anak selama di rumah. Lihatlah ke dalam diri dan pikirkan dengan jujur tentang cara orang tua bersikap kepada anak.

Menjadi orang tua tentu bukan hal yang mudah. Apabila akar permasalahan anak melakukan penindasan kepada anak lain akibat mencontoh dari sikap orang tua sendiri, maka tak perlu ada penyangkalan tentang itu. Terima hal tersebut dengan jiwa ksatria dan lakukan perubahan agar anak dapat mencontoh perbuatan baik dari orang tua.

Tak ada salahnya anda untuk berkonsultasi dengan psikolog atau profesional parenting. Karena anak yang bahagia berasal dari orang tua yang bahagia.

 

Penulis: Alfinia

Related posts

Wajib Dicoba! Ini Resep Donat Kentang Anti Gagal, Enak dan Empuknya Tahan Lama

Tanjung

Bisa Bikin Anak Cerdas, Cobain Resep Ikan Kembung Tanpa Digoreng Kaya Omega 3 dan DHA

Tanjung

5 Lagu Bucin ‘One Direction’ Ini Cocok Jadi Wedding Song Kamu, Auto Mleyot!

Tanjung

5 Langkah Menabung Saham untuk Pemula, Fresh Graduate Wajib Coba!

Tanjung

Benarkah Kurang Vitamin D Bisa Picu Depresi? Ini Faktanya

Tanjung

Kapan Sebaiknya Anak Mulai Belajar Membaca? Ini Tahapannya Menurut Psikolog Anak

Tanjung

Leave a Comment