Garudanetwork – Secara keseluruhan, kampung Inggris Pare nampak sama seperti kampung pada umumnya. Hanya saja, sebagian besar penghuninya adalah para pendatang dari seluruh penjuru Indonesia yang minat untuk mengasah bahasa Inggris.
Di kampung ini banyak ditemukan tempat kursus bahasa Inggris. Namun, ada satu tempat kursus pioner dan telah berdiri sejak tahun 1977. Basic English Course (BEC) adalah tonggak cikal bakal hidupnya kampung Inggris Pare yang terletak di Desa Tulungrejo dan Desa Pelem ini.
Pendirinya adalah Kalend Osen. Seorang pria asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Awalnya ia adalah murid yang sedang mempelajari ilmu agama di Pondok Pesantren Gontor. Sayangnya, ia tidak bisa menyelesaikan pendidikan di sana karena kekurangan biaya. Bahkan mirisnya, setelah keluar dari Ponpes Gontor pun, Kalend tidak dapat kembali ke asalnya karena tidak ada biaya untuk pulang.
Di tengah keterpurukan itu, seorang teman menyarankan Mr. Kalend untuk pergi ke Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Disebutkan temannya, di desa tersebut ada seorang ustaz bernama KH Ahmad Yazid yang menguasai 8 bahasa.
Tanpa berpikir panjang, Mr. Kalend pun segera melakukan perjalanan ke Kediri. Setelah mulai mahir menguasai bahasa asing di Pesantren Darul Falah yang dikelola oleh KH Ahmad Yazid, ia pun mendapat tamu mahasiswa dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kedua mahasiswa tersebut bermaksud belajar bahasa Inggris kepada KH Ahmad Yazid untuk persiapan ujian negara.
Sayangnya sang kyai yang akan ditemui sedang pergi ke luar kota. Sehingga oleh istri dari KH Ahmad Yaiz, kedua mahasiswa tersebut diarahkan belajar kepada Mr. Kalend. Setelah diskusi panjang, kedua mahasiswa menunjukkan 350 contoh soal yang akan diujikan. Kalend yang percaya diri mengaku bisa mengerjakan hampir 60 persen dari soal-soal tersebut.
Selanjutnya, mereka pun rutin belajar selama berhari-hari di serambi masjid milik KH Ahmad Yaiz. Satu bulan berlalu, dua mahasiswa itu kembali ke Pare dan mengabarkan bahwa mereka lulus ujian. Keberhasilan tersebut cepat tersebar di kalangan mahasiswa IAIN Sunan Ampel, adik-adik junior dari dua mahasiswa itu pun banyak yang meneruskan jejak seniornya berguru ke Kalend di Ponpes KH Ahmad Yaiz.
Semenjak itulah, nama Mr. Kalend semakin bersinar dalam mengajarkan bahasa Inggris. Tepat di tanggal 15 Juni 1977, Mr. Kalend mendirikan Basic English Course (BEC) di desa Tulungrejo. Saat itu kelas perdana BEC hanya diikuti oleh enam orang siswa saja.
Dalam waktu 10 tahun, BEC semakin berkembang dan tidak dapat menampung pendaftar yang berdatangan. Hingga akhirnya, Kalend pun membuka cabang dengan nama yang berbeda yaitu Happy English Course (HEC) dan Effective English Conversation (EEC).
Saat ini perkembangan kampung Inggris semakin merata. Bahkan tercatat di wilayah tersebut sudah berdiri 160 kursus Bahasa Inggris.
Penulis: Alfinia