Garudanetwork – Potensi pertanian di Malang Raya masih sangat besar, namun belum bisa berjalan dengan maksimal. Salah satu langkah yang kini tengah disiapkan adalah melakukan sinergi HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) Malang Raya. Jika HKTI Malang Raya bisa saling sinergi maka program swasembada pangan yang digagas pemerintah bisa diwujudkan.
Untuk itu langkah-langkah menghidupkan dan menggerakkan HKTI Malang Raya terus dilakukan. Salah satu caranya dengan menyusun berbagai program yang arahnya jelas dengan melibatkan para petani. Sebab selama ini petani seperti diberi angin surga lewat program namun tidak jelas arahnya.
”HKTI ini hadir untuk menjadi wadah para petani agar lebih sejahtera. Memang saat ini kondisinya HKTI Malang Raya sedang berusaha bangkit. Karena secara potensi pertanian dan perkebunan di Malang Raya harus di maksimalkan,” terang Ketua HKTI Kota Malang Prof. Dr. Mohamad Syahri.
Terkait dengan dukungan HKTI terhadap program pemerintah pihaknya memang terus melakukan komunikasi dengan semua stakeholder. Salah satunya yang kini tengah disiapkan adalah lahan pertanian seluas 200 hektar di area Kota Malang dan Kabupaten Malang. Nantinya lahan tersebut akan digunakan untuk menanam beras dari Jepang.
”Saat ini komunikasi dengan stakeholder terkait program swasembada pangan terus dilakukan. Kami sedang menyiapkan lahan 200 hektar untuk menanam padi. Ini langkah awal untuk menghidupkan peran HKTI Malang Raya,” terangnya.
Selain itu HKTI juga tengah menyiapkan program penanaman sorgum di Malang Raya. Salah satu wilayah yang menjadi perhatian di Kabupaten Malang. Ada dua wilayah yang sedang diusahakan untuk dicoba bisa di lereng semeru atau di Malang Selatan.
”Sorgum ini bisa jadi bahan pangan alternatif secara potensi juga cukup besar. Oleh karena itu perlu dicoba untuk bisa ditanam di Kabupaten Malang. Kalau itu bisa dilakukan maka Kabupaten Malang bisa menjadi produsen sorgum terbesar,” ungkap Dosen Pascasarjana UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) tersebut.
Tak hanya mengurusi soal masalah program pertanian. Hadirnya HKTI juga harus bisa menjadi solusi untuk memasarkan hasil pertanian. Sebab selama ini kendala yang terjadi adalah secara produksi aman tapi pemasaran yang jadi masalah.
”HKTI itu harus mengelola secara agronomi, mengolah, dan memasarkan. Melalui organisasi semua itu harus dicapai agar petani bisa sejahtera. Kalau hanya produksi saja ya harganya akan standar segitu terus,” terangnya.
Sementara itu Sekretaris 2 HKTI Kabupaten Malang Dwi Sasmito mengaku senang dengan adanya upaya sinergi HKTI Malang Raya. Sebab selama ini HKTI Kabupaten Malang seperti mati suri. Petani lebih banyak bergerak sendiri tanpa ada arahan dan program yang jelas.
”Ini menjadi upaya awal untuk menghidupkan kembali HKTI di Kabupaten Malang. Melalui sinergi dengan HKTI Malang Raya, maka secara program juga akan berjalan. Tidak lagi berjalan sendiri seperti yang terjadi selama ini,” jelasnya.
Pihaknya menyambut baik dengan berbagai program yang akan dijalankan kedepan. Memang langkah awal yang harus dilakukan adalah memperkokoh organisasi. Dengan melakukan konsolidasi internal terlebih dahulu.
”Sekarang yang utama merapikan organisasinya dulu. Ini menjadi langkah awal agar kedepan jalannya lebih tertata. Karena program swasembada pangan ini tidak main-main dan perlu sinergi juga dengan pemerintah,” ungkapnya.
Terkait dengan rencana penyiapan lahan 200 hektar untuk penanaman padi. Pihaknya mengaku sangat siap jika dibutuhkan lahan sebanyak itu. Sebab secara potensi lahan di Kabuapten Malang sudah sangat melimpah. Hanya saja selama ini lahan yang ada belum tergarap dengan baik.
”Secara kebutuhan lahan jelas sangat siap, potensinya ada di 33 kecamatan. Tinggal nanti klasifikasi lahan seperti apa baru kami siapkan. Karena ini akan jadi program besar dan bisa memberikan kesejahteraan kepada petani,” kata Dwi.
Dalam waktu dekat HKTI Malang Raya juga akan merapatkan barisan guna menyiapkan secara detail rencana program swamsembada pangan. Termasuk memetakan potensi pertanian dan perkebunan di Malang Raya. Termasuk melakukan program internal HKTI untuk menyasar seluruh lapisan masyarakat.
”Program HKTI ini tidak hanya untuk para petani yang sudah eksis. Bisa juga menggaet generasi muda agar mau terjun ke dunia pertanian. Ini yang harus dilakukan agar ada regenerasi juga,” tandasnya.