1000205341
Dekan mencabut pembekuan pengurus BEM FISIP Unair Surabaya usai kasus karangan bunga viral (Foto: Izzatun Najibah)
Surabaya

Usai Kasus Karangan Bunga Viral, Dekan Cabut Surat Pembekuan Pengurus BEM FISIP Unair Surabaya

Garudanetwork – Dekan Prof Bagong Suyanto resmi mencabut pembekuan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya pada Senin (28/10/2024).

“Intinya, detik ini juga Dekanat akan mencabut SK Pembekuan Kepengurusan BEM Fisip Unair,” kata Dekan FISIP Unair Surabaya, Prof Bagong Suyanto pada Senin (28/10/2024).

Diketahui, Dekan menyerahkan SK Pembekuan Kepengurusan BEM FISIP Unair pada Jumat (25/2/2024). Sementara, karangan bunga tersebut terpajang di taman kampus pada Selasa (22/10/2024).

Bagong mengakui jika keputusan tersebut dilakukan secara terburu-buru tanpa memberikan peringatan kepada BEM FISIP karena terlanjur viral.

“Karena sudah viral dan ada hari Sabtu dan Minggu ya, yang membuat kami tidak bisa segera bertemu dengan Mbak Tufa (Presiden BEM FISIP). Seumpama tidak kemarin hari libur mungkin tidak perlu ada surat ya, sudah bisa segera ketemu,” ucapnya.

Sementara itu, alasan Dekanat membekukan pengurus BEM FISIP karena pada karangan bunga mengandung kalimat kasar dan tidak sesuai dengan marwah akademik, seperti yang tertera kalimat “Bajingan”.

“Sepenuhnya karena diksinya. Tentu menjadi tugas moral kami untuk mengingatkan supaya tidak ikut-ikutan larut dalam kegiatan politik yang menggunakan diksi-diksi yang tidak sopan, yang kasar,” jelasnya.

Kendati demikian, Dekanat FISIP Unair tidak akan melarang mahasiswanya untuk memberikan kritikan. Tetapi, pihaknya akan melakukan pengawasan.

“Itu menjadi hak BEM Fisip untuk menyuarakan apa yang menjadi aspirasi mereka. Tapi saya sebagai Dekan dan pihak Dekanat memastikan kepada BEM untuk tidak lupa marwah akademiknya,” pungkasnya.

Sementara itu, Presiden BEM FISIP Unair Surabaya, Tuffahati Ulayyah mengatakan jika mahasiswa akan tetap memberikan kritikan ke depan sebagai bentuk ekspresi.

“BEM FISIP akan tetap kritis ke depannya dengan itu tadi tidak keluar dari koridor akademik dan karangan bunga yang kemarin memang bentuk ekspresi dari teman-teman kementerian politik dan kajian strategis dan itu memang di bawah BEM FISIP,” tuturnya.

Namun, lanjutnya, kritikan ke depan tidak akan mengandung kalimat satire atau sarkas tetapi berada dalam koridor akademik.

“BEM Fisip harus tegap, harus kuat dan harus tetap berani ke depannya, harus mempertahankan nilai-nilai kekritisannya dengan tidak meninggalkan nilai-nilai akademis itu tadi,” pungkasnya.

 

Penulis:
Izzatun Najibah

Related posts

Berkunjung ke Surabaya, Jokowi Dipastikan Hadiri Pernikahan Putra Ketiga Khofifah Besok

Tanjung

Ini Alasan Mantan Ketua KPU Surabaya Didapuk Jadi Ketua Tim Pemenangan Eri-Armuji

Tanjung

Debat Paslon Pilgub Jatim 2024 Dimulai 18 Oktober di Surabaya, Bakal Ada 6 Segmen

Tanjung

Dianggap Menyimpang, PBNU Tegas Ingin PKB Dipimpin Ulama NU

Tanjung

Unesa Surabaya Bakal Jadi PTN Pertama yang Buka Kampus di IKN

Tanjung

Jadi Daerah Termiskin, Khofifah-Emil Beri Atensi Khusus untuk Masyarakat Madura Raya

Tanjung

Leave a Comment